
Foto: dok. Kapanlagi
Bercelak tebal bak hantu dan mengenakan kemeja putih penuh percikan darah adalah salah satu standar operasi Vincent Damon Furnier di atas panggung. Vokalis Alice Cooper (yang nama panggungnya sama dengan nama band) pernah menyatakan performanya sebagai “Phantom of the Opera”. Alice Cooper adalah band yang pertama kali meramu sempurna antara seni pertunjukan teater, horor dan rock ‘n’ roll. Terobosan inilah yang membuat mereka menjadi legenda hidup saat ini.
Saat pelantikannya masuk ke “Rock and Roll Hall of Fame” awal tahun ini, mereka tampil hebat dengan menyertakan ular boa constrictor besar di atas panggung. Ular itu meliuk-liuk di atas tubuh Alice, seakan mengikuti irama. Tak cukup dengan ular di atas panggung, biasanya band ini juga terkenal membawa mesin eksekusi guillotine, tesla, boneka perempuan hingga Frankenstein raksasa yang seperti bisa ikut menyanyikan lagu mereka.
Hampir semua yang disebutkan di atas digelar juga pada rangkaian tour “No More Mr. Nice Guy”, yang akhirnya sampai ke Jakarta, Indonesia pada Jumat (7/10). Rocker gaek yang sudah berusia 63 tahun ini tuntas memberikan penampilan prima dan seni panggung yang dahsyat.
Meniru tema albumnya “Along Came a Spider” yang rilis pada tahun 2008, penonton langsung terkesima karena munculnya Alice dengan kostum laba-laba di panggung. Beberapa materi dari album yang paling tua “Love It to Death/Killer” (1971) disampaikan, hingga yang paling baru “Welcome 2 My Nightmare” (2011). Ada momen konyol dimana saat memainkan intro single terbarunya yang berjudul “I’ll Bite Your Face Off”, Alice memakai jaket hitam yang bertuliskan “New Song” di punggungnya. Penonton pun bersorak. Tak cukup memberikan informasi sampai di situ, kemeja di dalamnya ternyata bertuliskan judul lagu—lengkap dengan tulisan berceceran darah.
Usia yang sudah mencapai kepala enam tak menimbulkan masalah besar di panggung. Alice melalap nada-nada rendah, tinggi, berlari ke kanan dan kiri panggung, bahkan melakukan aksi-aksi brutal dengan alat-alat peraga dengan cukup nyaman. Jeda antarlagu dan kesempatan mencuri napas memang diatur untuk membuat kumpulan gaek ini terlihat tegar di atas panggung. Di antara lagu-lagu, drummer Glen Sobel cukup atraktif—dan mencuri perhatian dengan skill-nya.
Salah satu fitur hebat yang ditawarkan oleh formasi Alice Cooper saat ini adalah Orianthi Panagaris (lebih sering disebut Orianthi saja), sang dewi gitar cantik keturunan Australia dan Yunani. Orianthi terlihat santai mengolah gitar Paul Reed Smith-nya di kanan panggung, tersenyum dingin ke arah penonton hanya sesekali. Beberapa sesi solo drum dan gitar juga digelar, yang semakin membuat pertunjukan Si Laba-Laba Tua semakin lengkap.
Jika ada yang kurang pada pertunjukan musik dan teater Alice Cooper malam itu adalah respon penonton.
Penonton yang datang termasuk sepi untuk ukuran konser tamatan “Rock and Roll Hall of Fame”, hanya sekitar seribu orang. Anehnya pula, mayoritas yang datang adalah anak-anak muda di rentang umur 20 dan 30. Fakta ini cukup mengherankan karena uraian karir Alice Cooper dari era 1960 hingga kini seharusnya bisa menjaring kalangan yang lebih luas, terutama pecinta rock lama.
Respon penonton adem ayem saja, kalah jauh dengan performa band di atas panggung. Suasana sedikit meriah menyeruak saat lagu “School’s Out” dimainkan menuju encore “Elected”, dengan balon-balon raksasa berwarna-warni yang terbang menuju penonton. Penampilan luar biasa ini akan dikenang oleh para penonton beruntung yang hadir malam itu—terutama mereka yang kecipratan “hadiah” dari Alice. Mulai dari beberapa tongkat, kain-kain peraga, jaket, pick gitar, stick drum, dan setilist dibagi-bagi ke penonton di bagian depan. Confetti yang berkilat tertimpa tata cahaya menutup pertunjukan hebat Alice Cooper.
Terakhir, sebelum menyampaikan salam terakhir ke penonton dan menyudahi pertunjukan, ternyata Alice memakai jersey timnas Indonesia bernomor 18, lengkap dengan nama “Cooper”. Lengkap sudah.
Penonton konser Indonesia yang terkenal hebat terlihat kalah telak oleh gerombolan Laba-Laba Tua malam itu. Jika ada umur panjang, Alice Cooper mungkin bisa datang lagi ke Indonesia. Dan kekalahan telak ini akan kami balas.