Kalau ditanya siapa, siapa saja bisa menjadi penyiar hebat. Cuman ada beberapa syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh calon penyiar. Apakah harus bersuara bagus,macho dan seksih ? Ah, tidak juga. Asalkan ga cadel dan punya kemauan.
Penyiar radio bukan cuman ngomong di depan mikropon atau menemani pendengar dengan memberikan informasi penting atau malahan ga penting sama sekali. Bukan juga cuma menyebut judul lagu dan artisnya saja.
Tapi, penyiar radio adalah mereka yang bisa menjadi teman akrab, dekat dan ‘intim’ dengan semua pendengar dari beda usia, pekerjaan,jenis rambut, warna kulit dan kegemaran makan.
Penyiar bukan hanya mereka dengan suaranya yang ikut meramaikan ruang dengar, di kamar, perjalanan,dapur, salon, di kantor dan sebagainya, mereka adalah mahluk unik yang diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi ‘beda’.
Dimana bedanya ? Jika kamu ga punya jiwa sebagai penyiar, mana mau nemenin pendengar sampe jam dua pagi, melayani SMS, menjawab imel atau bahkan bertemu dengan pendengarnya sendiri yang kadang punya ‘kelainan’. Bisa saja sangat jatuh cinta kepada suara kamu, berobsesi bahwa kamu adalah pasangan jiwanya, tidak terpisahkan.
Nah, buat jadi penyiar radio ga harus jadi idola dulu atau ga harus jadi bintang sinteron, malah banyak banget penyiar radio yang ngetop jadi macem-macem. Intinya, Siapa saja bisa jadi penyiar radio. Asalkan mau dan mampu.
Cuman, buat kamu yang memang belum pernah siaran atau mau serius jadi penyiar radio, ga ada salahnya ikut kursus singkat bagaimana jadi penyiar radio yang baik. Ga perlu malu atau takut, kamu tinggal temukan potensi kamu aja.
Dan kira-kira “Modal apa yang harus disiapin untuk jadi Penyiar?”
Pertama, kita harus disiplinkan diri agar bisa selalu berusaha menghibur Audience, jangan berfikir untuk jadi Penyiar jika Anda sulit menepati janji dengan orang atau sering berganti mood setiap hari. Kalau Anda mengalami kesulitan untuk mengendalikan ekspresi diri karena mood Anda mudah
berubah-ubah bagaikan cuaca, lebih baik Anda kerja di balik komputer ketimbang di studio siaran.
Kedua, kita harus in-touch dengan apa yang sedang menjadi pusat perhatian Audience kita; dengan kata lain, kita harus “gaul” seperti mereka. Kalau ingin bekerja di radio otomotif, misalnya, biasakanlah diri dengan hobby mobil dan motor. Jika ingin menjadi pembaca berita di Metro-TV, biasakanlah mengkonsumsi berita setiap hari.
Ketiga, kita harus terbiasa disuruh-suruh sesuai tuntutan klien atau program. Dalam prakteknya tuntutan ketiga ini sangat bervariasi, misalnya Anda :
• Diberi jam siaran Minggu pagi, padahal Anda paling susah bangun pagi
• Harus mewawancarai seseorang yang Anda sangat tidak suka
• Dituntut memakai celana pendek saat jadi TV-host, padahal lutut Anda jelek
• Diminta diet drastis karena setelah melahirkan koq terlihat gemuk di kamera
• Dan berbagai contoh yang terlalu banyak untuk disebutkan satu-persatu.
Dengan kata lain, kalau Anda merupakan tipe orang yang cenderung membantah perintah atau setiap hari masih dibangunkan oleh Mama, maka sebaiknya Anda kerja di bank saja… atau bikin perusahaan sendiri. Apalagi tugas sebagai Penyiar menuntut Anda bisa memenuhi keinginan Audience, no matter what the conditions and no matter who the Audience is.

