Halo Kawan!  Selamat Datang  |  Sign in  |  Register 
Order Blog | Kontak | Profile | Event | Donasi | Sitemap

pasang iklan murah Get paid to Share Your Link Trick Photography
Showing posts with label Asal Usul. Show all posts
Showing posts with label Asal Usul. Show all posts

Asal mula nama Indonesia


Yang dimaksud dengan Indonesia ialah Indonesia dalam pengertian geografis dan bangsa. Menurut pengertian geogiafis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang dari 95°-141° Bujur Timur, dan 6° Lintang Utara sampai 11 Lintang Selatan. Sedangkan Indonesia dalam arti bangsa yang secara politik, ekonomi, dan sosial budaya dalam wilayah tersebut.
Istilah Indonesia untuk pertama kalinya ditemukan oleh seorang ahli etnologi Inggris bernama James Richardson Logan pada tahun 1850 dalam ilmu bumi. Istilah Indonesia digunakan juga oleh G.W. Earldalam bidang etnologi. G.W. Earl menyebut Indonesians dan Melayunesians bagi penduduk Kepulauan Melayu.
Pada tahun 1862 istilah Indonesia digunakan oleh orang Inggris bemama Maxwell dalam karangannya berjudul The Island of Indonesia (Kepulauan Indonesia) dalam hubungannya dengan ilmu bumi. Istilah Indonesia semakin populer ketika seorang ahli etnologi Jerman bernama Adolf Bastian menggunakan istilah Indonesia pada tahun 1884 dalam hubungannya dengan etnologi.
Kata Indonesia berasal dari kata Latin indus yang berarti Hindia dan kata Yunani nesos yang berarti pulau, nesioi (jamak) berarti pulau-pulau. Dengan demilcian, kata Indonesia berarti pulau-pulau Hindia.
Indonesia dikenal pula dengan sebutan Nusantara. Kata Nusantara berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu nusa yang berarti pulau dan antara yang berarti hubungan. Jadi, Nusantara berarti rangkaian pulau-pulau.
Bangsa Indonesia pertama kali menggunakan nama Indonesia secara politik. Istilah Indonesia untuk pertama kalinya digunakan oleh Perhimpunan Indonesia, yaitu organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar Indonesia di Negeri Belanda pada tahun 1908. Organisasi tersebut pertama kali bemama Indische Vereeniging. Kemudian nama itu diganti menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1922. Selanjutnya pada tahun 1922 juga namanya diganti Perhimpunan Indonesia.
Pada tahun 1928 Kongres Pemuda II di Jakarta menggunakan istilah Indonesia dalam hubungan dengan persatuan bangsa. Kongres Pemuda tersebut pada  tanggal 28 Oktober 1928 menghasilkan Sumpah Pemuda yang di dalamnya tercantum nama Indonesia. Istilah Indonesia secara resmi  digunakan sebagai nama negara kita pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan  proklamasi kemerdekaan Indonesia.
20.10.11 | 0 comments

Sejarah Lingerie Dari Jaman Dahulu

Beruntunglah para wanita saat ini. Mereka bisa leluasa memilih lingerie (pakaian dalam) untuk segala keperluan, untuk pemakaian sehari-hari atau menjelang peristiwa tertentu, semisal pernikahan. Masih banyak terjadi kesalahpahaman hingga hari ini, seolah pemakaian lingerie hanya untuk menyenangkan mata suami. Padahal kebutuhan akan barang ini dibuat lebih untuk menyenangkan pemakainya sendiri.

Sebelum menjadi bagian dari kebutuhan pakaian wanita, lingerie punya sejarah panjang dan cerita tersendiri. Sebelum kedatangan agama Kristen, para wanita tak punya waktu untuk menikmati pakaian dalam milik mereka. Pakaian dalam saat itu berupa korset yang amat ketat sehingga menekan payudara. Bisa dibilang, masa itu merupakan kemunduran dan wanita tak mendapat dukungan dari pihak mana pun.Pada abad pertengahan, represi seksual makin menjadi-jadi. Pakaian dalam merefleksikan hal itu. Korset dibuat dari besi yang berefek meratakan bentuk payudara hingga tidak memperlihatkan tonjolannya sedikit pun. Memang melangsingkan pinggul dan menutupi dada, namun membuat penampilan wanita dan lawan jenisnya nyaris tak ada beda.

Zaman Renaissance membawa angin perubahan. Bentuk pakaian dalam mulai menekankan pada lekak-lekuk feminin wanita. Tak heran jika saat itu tubuh yang ideal ibarat bentuk jam pasir. Para wanita berlomba mendapatkan tubuh seperti itu. Meski bahan besi ditinggalkan, korset kala itu masih menekan dan ikatannya sangat kuat. Tekanan sangat kuat itu sering membuat tulang iga patah atau melenceng. Banyak perempuan tak leluasa bernapas alias sesak dada.

Di abad ke-18 barulah keadaan agak membaik. Bentuk pakaian dalam tidak hanya satu pilihan. Ada pilihan lain yang lebih menarik dan nyaman saat dikenakan. Pakaian dalam lantas didesain untuk mencapai efek itu. Walaupun korset masih dibuat dari tulang insang ikan paus yang tentunya masih kaku dan tetap berat, korset-korset saat itu mulai dihiasi pita, renda, dan sulaman yang ramai dan ruwet. Nah, sekarang dada-dada rata tidak lagi menjadi pilihan. Pakaian dalam saat ini lebih menonjolkan sisi-sisi femininitas. Bahkan di Jakarta mulai diperkenalkan BH sesuai ukuran dan bentuk payudara yang lebih spesifik dari pemiliknya.
19.10.11 | 0 comments

Asal usul pembalut wanita

Dimulai dari zaman Mesir Kuno, orang Mesir kuno sudah mengenal pembalut yang pada saat itu masih terbuat dari daun papyrus yang dilembutkan dan bentuknya seperti tampon. 


Lalu berkembang di Yunani kuno dengan menggunakan bahan kapas halus dan dan dibungkus kayu kecil. Berbagai macam bahan yang digunakan untuk pembalut wanita seperti rumput kering , wol, kapas, kain bekas, maupun serat sayuran. Bentuknya yiaitu dimasukan kedalam kantong dan diselipkan di antara kedua kaki.


Pada tahun 1867 ditemukan menstrual cup (mangkuk menstruasi). Mangkuk ini diletakan kedalam kantong kain yang dihubungkan dengan belt yang diikat di pinggang. Pada saat itu, wanita tidak menggunakan apa-apa dibalik roknya, sehingga jika sedang menstruasi, mereka memakai pembalut tersebut. Pada tahun 1876, bahan dari mangkuk menstruasi tersebut diganti bahannya menjadi bahan karet yang memungkinkan dapat menampung darah haid, lalu terus mengalir melalui selang menuju ke kantong penampungan yang digunakan diluar badan. Namun, yang menggunakan menstrual cup hanya orang-orang tertentu saja. Orang miskin masih menggunkan kain yang bisa dicuci sehingga bisa dipakai berulang kali, karena mereka tidak sanggup membeli menstrual cup.

Barulah pada perang dunia pertama, cikal bakal disposable pads (pembalut sekarang ini) ditemukan. Seorang perawat Perang Dunia pertama, ketika itu mereka menyadari bahwa pembalut yang mereka gunakan untuk membalut luka tentara ternyata bisa mereka gunakan ketika haid. Lalu pada tahun 1900-an, disposable pads dibuat.

Kotex adalah brand pertama untuk pembalut yang dilaunched di Amerika pada tahun 1920. Inovasi pun terjadi. Pada tahun 1960-an, pembalut yang menggunakan belt mulai digantikan dengan pembalut yang menggunakan lem. Lem tersebut berfungsi untuk menahan pada bagian bawah celana dalam. Bahannya pun diganti, yang awalnya memakai bahan wood fiber dan cotton fiber, hingga bahan-bahan lainnya seperti jel. Sampai sekarang, inovasi pembalut wanita terus dilakukan, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan wanita.

Benda yang berguna untuk menampung darah menstruasi ini ternyata sudah muncul dalam catatan tertulis sejak abad ke-10. Sepanjang sejarah, wanita menggunakan berbagai macam perlindungan menstruasi. Beberapa contohnya yang dapat dilihat di Museum Menstruasi (wow !) antara lain adalah sejenis bantalan yang dijahit dan celemek menstruasi. Orang Inuit (Eskimo) memakai kulit kelinci sementara di Uganda yang dipakai adalah papirus. Cara yang cukup umum adalah dengan menggunakan potongan kain tua.

Pembalut wanita sekali pakai yang pertama kali didistribusikan di dunia adalah produk dari Curads and Hartmann’s.  Ide untuk produk ini berawal dari para perawat yang memakai perban dari bubur kayu untuk menyerap darah menstruasi. Bantalan jenis ini dianggap cukup murah untuk dibuang setelah dipakai dan bahan bakunya gampang didapat.  Beberapa pembuat pembalut wanita sekali pakai pertama adalah juga produsen perban (pembalut wanita modern dapat digunakan untuk pertolongan pertama pada luka jika tidak ada perban karena pembalut wanita kemampuan menyerapnya tinggi dan steril). Butuh beberapa lama untuk produk baru itu dipergunakan secara luas oleh wanita. Hal ini terutama disebabkan masalah harga.

Pembalut wanita sekali pakai awalnya terbuat dari wol katun atau sebangsanya, berbentuk persegi dan diberi lapisan penyerap. Lapisan penyerapnya diperpanjang di depan dan belakang agar bisa dikaitkan pada sabuk khusus yang dipakai di bawah pakaian dalam. Desain model begini merepotkan karena suka selip ke depan atau belakang. Kemudian, desainer pembalut punya ide cerdas memberi perekat pada bagian bawah pembalut untuk dilekatkan pada pakaian dalam. Pada pertengahan 1980-an pembalut bersabuk lenyap dari pasaran digantikan pembalut berperekat.

Sejalan dengan perkembangan ergonomika, desain pembalut juga ikut berkembang sejak tahun 1980-an sampai sekarang. Dulu, pembalut tebalnya bisa sampai dua sentimeter dan karena bahan penyerapnya kurang efektif, suka bocor. Untuk mengatasinya, berbagai variasi diterapkan, misalnya menambahkan sayap, mengurangi ketebalan dengan memakai bahan tertentu dan sebagainya. Desain pembalut yang tadinya cuma persegi dibuat menjadi lebih berlekuk-liku, jenis pembalut pun jadi beragam. Jenis-jenis pembalut sekali pakai mencakup panty liner, ultra thin, regular, maxi, night dan maternity.

Beberapa pembalut bahkan diberi deodoran untuk menyamarkan bau darah dan ada beberapa jenis panty liner yang dirancang agar bisa pas dipakai bersama G-string. Meskipun pembalut sekali pakai telah banyak digunakan, pembalut dari kain (tentu saja dengan desain yang lebih baik, bukan sekadar potongan-potongan kain yang disumpalkan) kembali muncul sekitar tahun 1970-an dan cukup populer pada tahun 1980-an sampai 1990-an. Wanita memilih memakai kain dengan alasan kenyamanan, kesehatan, dampak lingkungan dan lebih murah karena bisa dicuci.

dan Sekarang berbagai Macam dan Jenis Pembalut telah disesuaikan menurut Kebutuhan Pengguna.



15.10.11 | 0 comments
Call Admin Sekarang ! Hosting Unlimited Indonesia 20ribu Setahun 20ribu setahun

Contact me


Hp.087730051373 (Call only)
Jam: 20.00-23.00 WIB

mulai Rp.100.000,-
Sudah Dapat Blog Elegant
Jasa Bikin Blog



TULIS SCRIPT/KODENYA DISINI